Mengupas Urban Legend Dari Negara Yunani

Mengupas Urban Legend Dari Negara Yunani

Baca Juga

Mengupas Urban Legend Dari Negara Yunani

MyMisteri Leony Li
- Inilah Mitologi tentang yunani yang saya kupas habis, mengenai ada tidaknya itu tergantung pembaca menilainya. Nah simak baik-baik dibawah ini tentang Urban Legend Dari Yunani ini.

Feniks -Phoenix

Phoenix (bahasa Yunani: Φοίνικας - Phoínikas), (bahasa Latin: Phoenix), (bahasa Belanda: Feniks), (bahasa Perancis: Phénix) dalam mitologi Mesir adalah sejenis burung api legendaris yang keramat. Burung api ini digambarkan memiliki bulu yang sangat indah berwarna merah dan keemasan.

Feniks dikatakan dapat hidup selama 500 atau 1461 tahun. Setelah hidup selama itu, Feniks membakar dirinya sendiri. Setelah itu, dari abunya, muncullah burung Feniks muda. Siklus hidup burung Feniks seperti itu (regenerasi), bangkit kembali setelah mati, lalu muncul sebagai sosok yang baru.

Feniks merupakan simbol dari keabadian, lambang dari siklus kehidupan setelah mati, dan simbol dari kebangkitan tubuh setelah mati. Feniks menjadi simbol suci pemujaan terhadap Dewa matahari di Heliopolis, Mesir. Burung Feniks simbol dari "Dewa Matahari - Ra".

Pegasus
Pegasus
Pegasus (Yunani: Pégasos) adalah seekor kuda jantan bersayap yang merupakan putra Poseidon dan Medusa dalam mitologi Yunani. Poseidon memperkosa Medusa sehingga Athena mengubah Medusa menjadi monster. Pegasus banyak dijumpai didalam karya-karya seni baik Yunani, Romawi maupun Mesopotamia.

Pegasus merupakan makhluk yang wujudnya menggambarkan adanya hubungan antara dewa-dewa dan iblis atau monster didalam dunia kuno dan dunia klasik. Pegasus membantu Bellerofon sang pahlawan dalam perlawanannya melawan Chimaera dan bangsa Amazon.

Suatu ketika, Bellerofon mencoba menerbangkan pegasus ke Olympus sehingga para dewa menghukumnya dan menjatuhkan Bellerofon dari Pegasus. Sejak saat itu, Pegasus menjadi pembawa petir untuk Zeus. Kata "pegasus" kini digunakan untuk merujuk kepada segala macam kuda bersayap secara umum.

Etimologi:

Penyair Hesiod menghubungkan nama Pegasus dengan kata untuk "mata air", "pegai Okeanos, dimana Okeanos dilahirkan;" tetapi, asal usul nama pegasus kemungkinan berasal dari kata dari Bahasa Luvian: pihassas, bermakna "petir".

Pegasus dan mata air:

Dimanapun pegasus menghentakan kakinya ke bumi, muncullah sumber mata air. Salah satunya adalah di Gunung Helikon, yang disebut Hippokrene (mata air kuda), dan Poseidon memerintahkan gunung tersebut agar tidak membengkak dengan nyanyian Muse, sementara mata air lainnya ada di Troezen.

Hesiod menggambarkan bahwa Pegasus sedang minum dengan tenang disalah satu mata air ketika Bellerofon menangkapnya. Hesiod juga menyebutkan bahwa Pegasus membawakan petir Zeus.

Minotaur
Minotaur
Minotaur (bahasa Yunani: Μινόταυρος, Minótauros) adalah monster berbentuk manusia yang berkepala banteng. Wujudnya ini adalah akibat dari kutukan atas Minos, Raja Kreta. Karena banteng yang harus dia berikan kepada Dewa Poseidon, ia sembunyikan sehingga Poseidon menjatuhkan kutukan kepada istri Minos.

Istri Minos, Pasifae, dibuat jatuh cinta kepada banteng tersebut. Dengan meminta bantuan dari Daidalos, Pasifae meminta dibuatkan tiruan banteng betina. Dia kemudian masuk ke dalam banteng tiruan, untuk bercinta dengan banteng tersebut. Maka Pasifae mengandung bayi dari hubungannya dengan banteng tersebut, yaitu Minotaur.

Monster ini tinggal di tengah labirin yang rumit yang dirancang oleh arsitek Daidalos untuk menyimpan sang Minotaur. Setiap tahun, penduduk kota Athena harus mengirim tujuh pemuda dan tujuh gadis sebagai korban supaya tidak diserang oleh Kreta. Monster ini akhirnya dibunuh oleh Theseus, pahlawan Yunani yang menyamar menjadi salah satu korban.

Sebelumnya, Thesus dibantu oleh Ariadne, putri Raja Kreta, yang memberinya pedang dan segulung benang. Thesus menggunakan benang itu untuk menyelusuri kembali jejaknya supaya bisa keluar dari dalam labirin yang rumit dan menggunakan pedangnya untuk membunuh Minotaur.

Hekatonkheire
Hekatonkheire
Hekatonkheire (bahasa Yunani: Ἑκατόγχειρες) yang berarti "bertangan seratus" adalah raksasa dalam Mitologi Yunani yang memiliki lima puluh kepala dan seratus lengan yang kuat. jumlahnya ada tiga: Briareus atau Aigaion, Kottus, dan Giges atau Gies. Mereka adalah anak dari Gaia dan Uranus.

Mereka membuat Uranus marah sehingga Uranus memaksa Hekatonkheire kembali ke rahim Gaea. perbuatan ini memicu pemberontakan Gaia atas Uranus. Ketika Kronos berkuasa, ia tetap memenjarakan Hekatonkheire di Tartaros. Hekatonkheire pada akhirnya dibebaskan oleh Zeus, dan mereka membantu Zeus bertarung melawan para Titan.

Hekatonkheire mampu melemparkan ratusan batu-batu besar pada para Titan dan ikut berperan dalam kemenangan Zeus dalam perang Titanomakhia. Salah satu dari Hekatonkheire, Briareus, menjabat sebagai pengawal Zeus.

Khimaira - Chimera
Khimaira - Chimera
Khimaira (Yunani: Χίμαιρα; Chímaira) adalah makhluk legendaris dari mitologi Yunani yang merupakan gabungan dari tiga hewan: ular, kambing, dan singa. Berbadan kambing, berekor ular, dan berkepala singa, namun beberapa kisah mengatakan kepalanya terdiri dari dua hewan (kambing dan singa), atau gabungan dari ketiga hewan tersebut.

Khimaira mampu menyemburkan api dari hidung dan mulutnya. Kadang-kadang Khimaira menjadi lambang kekuatan setan. Menurut mitologi, Khimaira merupakan puteri dari Tifon dan Ekhidna, dan bersaudara dengan beberapa monster dalam legenda, seperti anjing Kerberos dan Hidra dari danau Lernai.

Khimaira berhasil dikalahkan oleh Bellerofon sambil menunggangi Pegasus (kuda bersayap), atas perintah Raja Iobates dari Likia. Ia mengalahkan Khimaira dengan lembing dan memenggal kepala makhluk itu.

Medusa
Medusa
Medusa (Bahasa Yunani: Μέδουσα - Médousa), berarti "penjaga" atau "pelindung" adalah seorang wanita cantik dengan ular sebagai rambutnya. Siapapun yang menatap langsung pada matanya akan berubah menjadi batu. Medusa tewas di tangan Perseus, yang kemudian menggunakan kepalanya sebagai senjata sebelum diberikan kepada Athena untuk ditempatkan pada perisai Aigis.

Dalam mitologi:

Tiga Gorgon (Medusa, Stheno dan Euriale) adalah anak dari dewa laut kuno Forkis dan adiknya Keto. Stheno dan Euriale diceritakan sebagai makhluk abadi sedangkan Medusa tidak. Oleh karena itu, Medusa dapat dibunuh oleh Perseus. Medusa pada awalnya adalah seorang perawan cantik dan merupakan pendeta wanita di kuil milik Athena.

Namun suatu ketika ia diperkosa oleh Poseidon di dalam kuil Athena. Hal ini membuat Athena marah, ia pun mengubah rambut Medusa menjadi ular dan mengutuk Medusa sehingga siapapun yang melihat matanya, akan menjadi batu.

Kematian:

Medusa dibunuh oleh Perseus atas perintah Raja Polidektes dari Serifos yang meminta kepala Medusa sebagai hadiah. Dengan bantuan dari Athena dan Hermes, yang memberinya sandal bersayap, Helm gaib, pedang, dan perisai cermin, Perseus berhasil melaksanakan tugasnya.

Perseus membunuh Medusa dengan cara melihat bayangan Medusa di cermin agar Medusa tidak mengubahnya jadi batu lalu Perseus memenggal kepala Medusa. Kemudian dua makhluk keluar dari tubuh medusa: Pegasus dan Khrisaor.

Selama beberapa waktu, Perseus menggunakan kepala Medusa sebagai senjata. Lalu kemudian kepala itu diserahkan kepada Athena untuk kemudian dipasang pada perisai Aigis.

Euryale
Euryale
Euriale (Yunani: Εὐρυάλη), dalam mitologi Yunani, adalah salah satu Gorgon. Dia digambarkan sebagai makhluk bersayap, memiliki tangan dari kuningan, gigi yang tajam dan rambut ular. Dia mampu membuat makhluk apapun menjadi batu dengan pandangan matanya.

Dia dan saudarinya, Stheno, adalah Gorgon yang abadi sedangkan Medusa tidak. Euriale adalah anak dari Forkis dan Keto. Euriale memiliki tangisan yang menakutkan misalnya ketika dia menangisi kematian Medusa di tangan Perseus.

Hidra
Hidra
Hidra (bahasa Yunani: Ὕδρα) merupakan seekor Drakon dalam mitologi Yunani. Monster ini berbentuk ular atau naga yang memiliki sembilan buah kepala. Setiap salah satu kepalanya dipotong, maka kepala tersebut akan tumbuh/membentuk satu atau dua buah kepala yang baru. Hidra juga memiliki napas dan darah yang beracun.

Hidra bersarang di danau Lerna Di Argolid, karena itu makhluk ini disebut juga Hidra Lerna (Yunani: Λερναία Ὕδρα). Tempat tersebut juga merupakan salah satu jalur masuk menuju dunia bawah. Hidra merupakan keturunan Tifon dan Ekhidna. Hidra dikalahkah oleh Herakles.

Dalam mitologi:

Setelah membunuh Singa Nemea, tugas kedua yang diberikan pada Herakles oleh Euristheus adalah membunuh Hidra. Hidra keluar dari sarangnya hanya untuk meneror pemukiman penduduk di sekitarnya. Setelah tiba di sarang Hidra, yakni rawa-rawa dekat danau Lerna, Herakles menutupi mulut dan hidungnya dengan kain untuk melindungi dari asap beracun.

Herakles memanah sarang Hidra dengan panah api. Herakles lalu menghadapai Hidra dengan bersenjatakan sabit (menurut lukisan vas awal), sebilah pedang atau sebuah pemukul. Namun setiap kali Herakles memotong salah satu kepala Hidra, dua kepala lainnya akan tumbuh lagi. Herakles lalu menyadari bahwa Hidra memiliki satu kepala yang abadi.

Herakles membunuh Hidra, lukisan karya Sebald Beham (1545).

Herakles tahu bahwa dia tak akan bisa mengalahkan Hidra sendirian, maka dia pun meminta bantuan pada keponakannya Iolaos. Iolaos mendapatkan ide (kemungkinan dari dewi Athena) bahwa mereka harus menggunakan obor untuk membakar leher Hidra yang baru saja terpotong.

Dengan cara tersebut kepala Hidra tidak tumbuh lagi. Dalam versi lainnya, setelah memotong setiap kepala, Herakles mencelupkan pedangnya pada darah dan menggunakannya untuk membakar setiap leher sehingga kepala Hidra tidak tumbuh lagi. Melihat keadaan tersebut, Hera mengirim seekor kepiting raksasa untuk mengalihakn perhatian Herakles.

Kepiting tersebut akhirnya mati diinjak oleh Herakles dan sang pahlawan pun kembali menghadapi Hidra. Setelah semua kepalanya yang tak abadi dipotong, Herakles memotong kepala abadi Hidra dan menguburnya di bawah sebuah batu besar di jalan antara Lerna dan Elaios.

Sebelum pergi, Herakles terlebih dahulu mencelupkan semua panahnya ke dalam darah Hidra sehingga kini semua panahnya beracun. Hera lalu menempatkan Hidra dan kepitng raksasa di angkasa sebagai rasi bintang Hydra dan Cancer.

Setelah menjalankan tugasnya, Herakles kembali pada Euristheus namun ternyata Euristheus menolak penyelesaian tersebut karena menurutnya Herakels dibantu oleh Iolaos sehingga tugas tersebut menjadi tidak sah dan jumlah tugas Herakels masih tetap sembilan.

Herakles nantinya menggunakan panah beracun Hidra untuk membunuh Nessos, seorang Kentaur yang mencoba memperkosa Deianeira, istri Herakles. Darah beracun Hidra kemudian menginfeksi darah Nessos yang pada gilirannya ikut meracuni pakaian yang kelak akan dipakai oleh Herakles dan akhirnya membunuh sang pahlawan.

Strabo dan Pausanias melaporkan bahwa bau busuk di sungai Anigros di Elis, yang menyebabkan ikan-ikan di sana tidak dapat dimakan, diduga disebabkan oleh darah beracun Hidra yang berasal dari panah yang digunakan oleh Herakles untuk membunuh Nessos.

Kentaur
Kentaur
Kentaur (dari bahasa Yunani: Κένταυρος, "Kéntauros") atau Hippokentaur adalah makhluk yang berwujud setengah manusia setengah kuda. Dalam lukisan vas Attika dan Boiotia awal, kentaur digambarkan berupa bagian belakang kuda yang menyatu dengan tubuh manusia yang utuh.

Sementara dalam perkembangan selanjutnya, penggambaran kentaur adalah bagian tubuh manusia (dari kepala sampai pinggang) yanng menyatu dengan gumba kuda.

Komposisi setengah manusia dan setengah hewan ini telah membuat banyak penulis menganggap kentaur sebagai makhluk liminal, berada di antara dua sifat, diceritakan dalam mitos yang berlawanan, baik sebagai perwujudan dari alam liar, seperti ketika para kentaur berperang dengan suku Lapith, atau sebaliknya sebagai guru, contohnya Kheiron.

Kentaur biasanya disebut terlahir dari hubungan Iksion dan Nefele (dewi awan yang dibuat sesuai wujud Hera). Versi lainnya adalah bahwa ras kentaur merupakan keturunan Kentauros, yang berhubungan seksual dengan kuda-kuda betina di Magnesia. Kentauros sendiri kemungkinan adalah putra Iksion dan Nefele atau putra Apollo dan Stilbe, putri dewa sungai Peneus.

Dalam versi yang kedua, Kentauros memiliki saudara bernama Lapithos, leluhur suku Lapith. Dengan demikian, ras kentaur dan suku Lapith, yang bermusuhan, masih merupakan saudara. Kentaur dikatakan menghuni daerah Magnesia dan Gunung Pelion di Thessalia, hutan ek Foloi di Elis, dan semenanjung Maleia di Lakonia selatan.

Kentaur muncul secara individual atau berkelompok dalam kisah-kisah Yunani kuno, seperti pada kisah penculikan Deianeira oleh Nessos dan kisah perkawinan Pirithous. Kentaur individual yang terkenal adalah Nessos, Kheiron, Folos, Eurition. Banyak kentaur yang muncul dalam kisah Herakles.

Etimologi:

Kata kentauros dalam bahasa Yunani secara umum dianggap memiliki asal usul yang tidak jelas. Etimologi dari ken - tauros, "banteng yang menusuk-pelekat" merupakan sebuah pendapat yang Euhemeris dari Palaifatos dalam karyanya, Dalam Kisah-kisah Luar Biasa (Περὶ ἀπίστων): para pemanah berkuda dari desa yang disebut Nefele membunuh sekawanan banteng yang mengganggu kerajaan Iksion.

Kemungkinan asal kata lainnya dari kentauros adalah "pembunuh banteng". Beberapa sejarawan berpendapat bahwa bangsa Yunani mengadopsi rasi bintang Centaurus dan juga namanya "banteng yang menusuk", dari Mesopotamia. Di sana, rasi bintang itu merupakan simbol dewa Baal yang melambangkan hujan dan kesuburan.

Dia bertarung melawan iblis Mot, yang melambangkan kekeringan di musim panas, dan dengan tanduknya Baal "menusuk" Mot. Di Yunani, rasi bintang Centaurus diamati oleh Eudoksos dari Knidos pada abad keempat SM dan oleh Aratos pada abad ketiga.

Alexander Hislop, dalam karyanya, The Two Babylons: Papal Worship Revealed to be the Worship of Nimrod and His Wife, berpendapat bahwa kata itu berasal dari bahasa Semit: Kohen dan "tor" (pergi berputar).

Melalui perubahan fonetis, konsonan yang kurang penting menghilang seiring waktu, dan kata itu berkembang menjadi Khen Tor atau Ken-Tor, dan ditransliterasi secara fonetis ke dalam bahasa Yunani Ionia sebagai Kentaur, namun pendapat ini tidak diterima oleh para filolog (ahli bahasa) modern.

Asal usul:

Teori paling umum mengenai asal usul legenda kentaur adalah bahwa legenda tersebut muncul atas reaksi dari bangsa yang bukan penunggang kuda, seperti dunia Aigea Minoa, terhadap kaum nomad yang menunggang kuda. Teori ini menyatakan bahwa para penunggang kuda pada awalnya dilihat sebagai makhluk setengah manusia setengah kuda.

Bernal Díaz del Castillo melaporkan bahwa salah tafsir semacam ini pernah terjadi ketika bangsa Aztek pertama kali melihat para penunggang kuda Spanyol. Budaya penjinakkan kuda sendiri dimulai pertama kali di padang stepa selatan di Asia Tengah, kemungkinan di Kazakhstan modern.

Suku Lapith di Thessalia, yang masih merupakan sanak famili kentaur, digambarkan oleh para penulis Yunani kuno sebagai penemu kebudayaan menunggang kuda. Suku-suku di Thessalia juga mengklaim bahwa kuda-kuda mereka merupakan keturunan dari para kentaur.

Dari berbagai penulis Yunani klasik yang menyebutkan tentang kentaur, Pindaros adalah yang pertama kali menggambarkan suatu monster campuran. Para penulis sebelumnya (Homeros) hanya menggunakan kata-kata semacam pheres (bandingkan dengan theres, "hewan buas"). yang juga bisa bermakna "orang biadab yang menunggangi kuda".

Namun penggambaran kentaur hibrida dari masa yang sama dapat ditemukan dalam seni Yunani arkais. Lucretius dalam sajak filsafatnya De rerum natura (abad pertama SM) menolak keberadaan kentaur berdasarkan tingkat pertumbuhan mereka yang berbeda.

Dia menyatakan bahwa pada usia tiga tahun, kuda ada pada masa utama hidup mereka sedangkan manusia berusia tiga tahun tidak lebih dari bayi mungil, sehingga tidak mungkin ada makhluk campuran manusia dan kuda.

Robert Graves (mengandalkan karya Georges Dumezil yang berpendapat bahwa legenda kentaur berasal dari bidadara India) berspkelusasi bahwa kentaur hanya samar-samar diingat, dan kemungkinan berasal dari kultus persaudaraan bumi pra-Hellen yang menggunakan totem kuda.

Teori serupa juga terdapat dalam The Bull from the Sea karya Mary Renault. Kinnara, makhluk berwujud setengah burung setengah manusia dari mitologi India, muncul dalam berbagai naskah kuno, seni dan juga patung serta relief di seluruh India. Makhluk tersebut digambarkan sebagai seekor burung dengan torso manusia ditempat kepala burung seharusnya berada, sehingga mirip dengan kentaur Yunani.

Dalam mitologi:

Salah satu legenda terkenal mengenai kentaur adalah pertempuran mereka melawan suku Lapith. Pertempuran tersebut dikenal sebagai Kentauromakhia (Perang kentaur) dan bermula pada pesta pernikahan Pirithous, raja Lapith. Pirithous mengundang para kentaur untuk menghadiri pesta pernikahannya.

Disana mereka disuguhi dengan minuman anggur yang membuat sifat liar mereka muncul. Ketika Hippodameia, sang mempelai wanita, muncul di depan hadirin, kentaur Eurition melompat dan berusaha memperkosanya. Serentak, para kentaur yang lain mengikuti ulah Eurition. Masing-masing kentaur mencoba memperkosa perempuan yang ada di pesta tersebut.

Orang-orang Lapith tidak tinggal diam dan melawan para kentaur. Akibatnya terjadilah pertempuran antara ras kentaur dengan suku Lapith. Theseus, pahlawan sahabat Pirithos, ikut membantu melawan para kentaur. Dalam pertempuran tersebut, pasukan Lapith berhasil memotong telinga dan hidung Eurition, lalu melemparkannya.

Pada akhirnya para kentaur berhasil dikalahkan. Mereka lalu melarikan diri dari Thessalia ke arah barat laut. Salah satu pahlawan Lapith yang terbunuh adalah Kaineus. Dia adalah pahlawan Lapith yang terkenal. Kaineus pada awalnya adalah seorang perempuan bernama Kaenis yang disukai oleh Poseidon.

Kaenis membiarkan tubuhnya dinikmati oleh Poseidon dengan syarat Poseidon mengubahnya menjadi seorang lelaki yang jago bertempur dan kebal terhadap senjata. Kaenis ingin berubah menjadi lelaki supaya tidak mudah diperkosa lagi. Setelah menjadi pria, Kaenis berganti nama menjadi Kaineus.

Dalam Kentauromakhia, Kaineus mengalahkan banyak kentaur sampai akhirnya dia dihantam dengan batu besar dan batang pohon besar oleh para kentaur. Kaineus pun terjatuh menembus bumi sampai dunia bawah dan muncul kembali sebagai seekor burung.

Dalam konteks-konteks selanjutnya, para kentaur tidak dikalahkan dengan mudah. Rujukan Mitos menjelaskan kehadiran suku Lapith primitif ke dalam masa sejarah di Maleia dan di benteng penyamun Foloi di Elis sebagai sisa-sisa kelompok yang diusir ke sana oleh para kentaur. Ketika mitologi Yunani semakin dihubungkan dengan filsafat, pertempuran antara suku Lapith dengan ras kentaur menjadi simbol dari konflik antara suku beradab melawan bangsa barbar.

Para pematung Yunani dari sekolah Feidias memahami pertempuran antara kentaur melawan Lapith sebagai perjuangan antara umat manusia melawan monter yang jahat, dan secara simbolis melambangkan konflik antara bangsa Yunani yang "beradab" melawan Persia yang "tidak beradab".

Kisah Kentauromakhia diabadikan dalam bentuk dekorasi di kuil Parthenon di kota Athena. Hal tersebut wajar mengingat raja Athena, Theseus, adalah sahabat raja Lapith, Pirithous. Hiasan bertemakan Kentauromakhia juga ada di kuil Zeus di Olympia. Kisah Kentauromakhia juga menjadi tema yang umum pada lukisan vas Yunani.

Penyair Prancis José María de Heredia (1842 - 1905) membuat sebuah soneta yang menceritakan mengenai pertempuran kentaur. Soneta tersebut dimasukkan dalam volumenya Les Trophées. Pada masa Renaisans, pertempuran kentaur menjadi tema yang banyak diusung oleh para seniman.

Michelangelo muda membuat sebuah relief marmer bertemakan kentauromakhia di Firenze sekitar tahun 1492. Ilustrasi tentang kentauromakhia buatan Piero di Cosimo, yang kini berada di National Gallery, London, dilukis pada dekade berikutnya.

Gorgon
Gorgon
Gorgon (Yunani: Γοργών atau Γοργώ, Gorgon/Gorgo) adalah makhluk perempuan yang menakutkan. Namanya berasal dari bahasa Yunani gorgós, yang berarti "mengerikan." Meskipun penggambaran Gorgon berbeda-beda dalam tiap literatur, nama Gorgon secara umum mengacu pada tiga saudari yang memiliki rambut ular berbisa dan pandangan mata yang mampu membuat makhluk apapun menjadi batu.

Gorgon Stheno dan Euryale adalah abadi sedangkan Medusa tidak. Medusa dibunuh oleh Perseus. Gorgon adalah makhluk yang populer dalam mitologi Yunani. Karena dipercaya memiliki pandangan mata yang ajaib, patung Gorgon sering dipasang pada benda atau bangunan untuk perlindungan.

Harpi
Harpi
Harpi (si perenggut) adalah makhluk legenda yang bersayap, dilukiskan sebagai makhluk berwujud setengah wanita setengah burung yang cantik. Harpi terkenal sebagai si perenggut dalam kisah raja Fineas.

Para Harpi adalah saudara dari Iris, putri dari Tifon dan Ekhidna. Ada dua Harpy, yaitu Aillo dan Okipites. Walaupun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa ada Harpi ketiga.

Argus Panoptes
Argus Panoptes
Argus Panoptes (Ἄργος Πανόπτης) dalam mitologi Yunani adalah seorang Gigant bermata seratus yang berhasil membunuh Ekhidna.

Dalam mitologi:

Hera menyuruh Argus untuk mengawasi Io, yang telah diubah menjadi sapi oleh Zeus. Hera ingin menjauhkan Io dari Zeus. Dengan seratus matanya, Zeus tak akan bisa mengambil Io tanpa sepengetahuan Argus. Bahkan ketika tertidur, beberapa matanya tetap terbuka dan mengawasi Io. Zeus kemudian mengutus putranya, Hermes, untuk membunuh Argus.

Hermes menyamar sebagai seorang gembala dan menidurkan Argus dengan permainan musiknya. Hermes lalu membunuh Argus sehingga Io bisa terbebas. Setelah Argus mati, Hera mengambil semua mata Argus dan memasangnya pada ekor burung kesayangannya, merak.

Lamia
Lamia
Lamia (bahasa Yunani: Λάμια) adalah monster setengah ular yang suka memakan bayi. Lamia awalnya adalah seorang ratu Libya yang cantik tetapi dia dimurkai oleh Hera.

Dalam mitologi:

Menurut Diodoros Sikolos, Lamia terlahir sebagai perempuan yang cantik anak dari raja Belos dari Mesir dan sebagai cucu Poseidon dan Lybie. Setelah kematian ayahnya, dia menjadi ratu Libya. Lamia disukai oleh Zeus dan mereka pun melakukan hubungan cinta.

Lamia melahirkan beberapa anak dari hubungan tersebut. Hera mengetahui hal tersebut dan membunuh semua anak Lamia. Lamia menjadi gila karena anak-anaknya mati dan kemudian mulai memakan anak-anak orang lain. Lama-kelamaan dia berubah menjadi monster.

Bagaimana pembaca? puaskah tentang mitologi yang baru saja anda baca?

Related Posts

Mengupas Urban Legend Dari Negara Yunani
4/ 5
Oleh

1 comments:

8 September 2018 at 19:55 delete


Dengan minimal deposit 10.000, kalian bisa mencoba keberuntungannya bersama dengan kami
segera add pin bb kami D87604A1, ditunggu ya di D3W4PK**

Reply
avatar